GlobalLampungTulang Bawang

Dokter RS Mutiara Bunda Unit II Diduga Lakukan Mall Praktik, Terhadap Wanita Yang Melahirkan

TULANG BAWANG (DL) – Tina Yunita, Warga Kampung Lebuh Dalem Kecamatan Menggala Timur, meninggal dunia usai dilakukan oprasi sesar, oleh dokter Rumah Sakit Mutiara Bunda Unit II Kecamatan Banjar Agung Kabupaten Tulangbawang.

Sebelum masuk kerumah sakit Mutiara Bunda, Tina Yunita, kondisi kesehatannya baik-baik saja, untuk melahirkan secara normal, setelah kontraksi bukaan lawang tidak bertambah tambah, diperiksa oleh dokter, Tina Yunita harus dilakukan oprasi sesar.

Hal tersebut, diungkapkan oleh Rosilawati, bahwa, adiknya meninggal dunia, diduga ada kesalahan dalam melakukan oprasi sesar oleh dokter Rumah Sakit Mutiara Bunda, karena setelah di oprasi adeknya tidak pernah sadarkan diri.

“Kami tanya kepada dokter, kenapa adek saya ini pucat seperti tidak ada darah, dan tidak sadar-sadar, jawab dokter, ini reaksi paska oprasi. Setelah itu, adik saya dibawa keruangan melati, untuk dirawat lebih lanjut, tidak selang begitu lama, adik saya batuk batuk, dengan sesak napas. Karena itu, kami panik dengan memanggil dokter. Melihat perut adik saya besar kembali seperti ada bayi lagi,”terang Rosi. Rabu, (28/4/2021) .

Lanjut Rosi, Adiknya kembali ditangani oleh dokter, dengan diperiksa kembali, maka ada intruksi dari dokter untuk melakukan oprasi pengangkatan rahim, akibat ada pendarahan dirahim pasien.

“Tapi setelah dioprasi beberapa hari dirawat di Rumah Sakit, adek saya masih juga belum sadar, sampai ada intruksi dari rumah sakit, adek saya bisa pulang kerumah. Tiga hari dirumah, adik saya selalu ngigau dan demam tinggi, ke esokan harinya, saya menghubungi dokter Reza. Saya bilang kenapa adik saya kok seperti ini, dengan mengirim vidio, intruksi dokter Reza, agar adik saya, dibawa kerumah sakit umum daerah menggala. Maka saya tanya ke dokter Reza, tidak bawa rujukan dari rumah sakit Mutiara Bunda, jawab dokter Reza, ga usah, bawa saja bukti surat kepulangan dari rumah sakit Mutiara Bunda, seolah olah pasien sakit dari rumah, karena nanti dipersulit disana,”ujar Rosi sambil meneteskan air mata.

Hari minggu tanggal 4 april 2021 adknya dimasukan ke RSUD Menggala, di UGD dokter bertanya, pasien ini kenapa, dan mengapa.

“Saya sampaikan bahwa adik saya dari oprasi sesar melahirkan dan pengangkatan rahim di Rumah sakit mutiara Bunda, kenapa harus ada oprasi pengangkatan rahim. Maka hari itu, adik saya dimasukin ke ruangan ISU. Ke esokan harinya, kami dipanggil dokter, dengan mengatakan kalau semua organ tubuh adik saya rusak semua, mulai dari jantung hingga gagal ginjal. Dokter juga bilang, pasien memiliki harapan hidup hanya 10 persen saja, karena racun ditubuh adik saya menyebar, dan inpeksi sudah sampai ke otak,”terang Rosi.

Dikatakan Rosi, tindakan selanjutnya pasien, dilakukan cuci darah, dan sempat sadar, beberapa hari kemudian dilakukan cuci darah kembali, hingga dua minggu dirawat di RSUD Menggala, pasien di izin pulang kerumah.

“Kami disuruh kontrol kembali pada tanggal 20 april, Dua hari adik saya dirumah, sudah tidak bisa menelan makanan lagi, bagaimana mau minum obat. Dihari ketiga adik saya meninggal dunia,” tutup Rosi. (red)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button